Selasa, 04 Maret 2014

Posisikan Diri

Katanya dia pengen ngekek, marah, dongkol, nangis campur aduk. Betapa tidak coba bayangin kalo udah masuk dunia luar kuliah uang menjadi salah satu sumber persoalan. Satu divisi dengan divisi lain berkompetisi. Muncullah bisikan bisikan selain malaikat. Iri dengki pasti muncul.

Menyadari permasalahan tersebut seorang public figur sebut saja "NONA" mengkritisi permasalahan tersebut dengan mendiskusikan hal ini pada rekannya. Beberapa kata "RASAK'' muncul. Dan pada saat itu sang rekan "like" dengan statementnya. Seseorang yang mendengar suatu berita dikuatkan dengan fakta pasti akan membenarkan secara tidak langsung.

Ngekeknya sang rekan ingat bahwa NONA juga melakukan hal yang sama. (hihihihihihihi). Tidak transparan.# yakoposeh. (Selesai nglkuin Selesai Ngomong). Dan korbannya adalah sang rekan itu sendiri. Rasa Ngekeknya berubah dongkol ketika rekannya si rekan juga jadi korban. "Apa die kagak inget ya ngomong begituan" . Masalahnya para korban ini baik hati semua. Mereka menyadari bahwa harta tidak dibawa mati. Tapi diakhirat harta yang terdzolimi tersebut bisa berganti pahala untuk korban dari pelaku.

Maka sebelum mengkritisi orang lain kritisilah dirimu. Sebenarnya rasa dibohongi itu menyakitkan. Tapi rasa untuk memaafkan membuat hidup menjadi ringan.

Sabtu, 01 Maret 2014

Tentang diriku

Ini weekend. Harusnya aku bersantai bersama keponakan. Mengikuti setiap tumbuhnya. Atau berlibur bersama teman-teman lainnya. Namun apa daya aku bukan manusia yang terlahir di " Lumbung Padi". Aku harus bebeda. Namun ternyata kedatangan saya dikampus di weekend ini terusik sesuatu.

Sudah beberapa malam terakhir disibukkan dengan memikirkan kehidupan duniawi. Terkadang aku berpikir apakah Allah akan memanggilku sebelum aku menjadi pelengkap jemari. Namun pikiran itu kada aku singkirkan dengan kata bahwa aku akan memenuhi sebagian imanku sebelum Allah memanggilku. Ini bukan masalah laku atau tidak. Beberapa Pangeran berkuda telah datang, meski kudanya kini terbuat dari komposit besi dan baja. Tidak ada satupun yang sukses. Bukan karena gelar penghasilan dan keturunan. Tapi ini Soal Agama.

Beberapa pangeran itu segera mendapatkan ratunya seusai aku indahkan "kata tidak". 99,52 % aku yakin karena agamaku, imanku tak sebanding dengan mereka. Beberapa teman dekatnya mengatakan beberapa ibadah sunahnya yang menjadi rutinitas. Disinilah aku yakin , lagi lagi agamaku kurang. Kini saatnya aku terus berbenah.

Dinamika kehidupan terus bergulir, dan rasanya sampai detik ini saya belum menyelesaikan tugas-tugas dan cita2 besar saya. Namun kembali lagi masalah "Panggilan Allah". Beberapa weekend telah saya lalui dengan dosa. Karena Kata-kata "Faa Aina Allah" tak lagi mendarah daging. Bertambahnya umur tak membuat saya keemasan tapi malah "kelumutan". Jika pada saat tersebut saya dipanggil Allah maka Mungkin saya tidak akan mencium baunya firdaus.

Jelaslah saya tidak mau ketika seluruh keluarga saya berkumpul bersama, tapi saya harus terpisah dipanasnya An Narr. Dan pastinya saya tidak mau pahala saya didapatkan oleh orang2 yang saya hutangi. Bagi yang merasa saya pinjam barang maupun uang, tolong bantu saya .. ya.

Saya ingin masuk Syurga.